Wednesday 30 March 2016

Kuliah 6 Analisis Numerik Lanjut

Sistem Persamaan Linear

Persamaan Linear
Persamaan linear adalah sebuah persamaan yang tidak ada perkalian antar variabel bebas, seperti 3x + 2y = 1.
Sistem Persamaan Linear
Sebuah sistem yang berisi persamaan-persamaan linear, bentuk umumnya adalah
a11 x1 + a12 x2 +...+a1n xn = b1
a21 x1 + a22 x2 +...+a2n xn = b2
...
am1 x1 + am2 x2 +...+amn xn = bm
jika ditulis dalam bentuk matriks akan menghasilkan
Ax = b
Atau








Pangkat(A) = pangkat(A|b) = n  à  SPL mempunyai solusi tunggal.
Pangkat(A) ≠ pangkat(A|b) à SPL tidak mempunyai solusi.
Bila suatu SPL mempunyai solusi tunggal, maka terdapat banyak cara untuk mencari penyelesaian SPL tersebut, di antaranya adalah : x = A-1b

Metode Substitusi Maju
Metode ini dimulai dengan mengubah terlebih dahulu atriks A menjadi matriks segitiga bawah








kemudian menyelesaikannya mulai dari x1

Metode Substitusi Mundur
Metode ini dimulai dengan mengubah terlebih dahulu atriks A menjadi matriks segitiga atas










kemudian menyelesaikannya mulai dari xn

Eliminasi Gauss Naif
Metode ini adalah kembangan dari metode eliminasi.
Langkah penyelesaian:
1.      Tulis SPL dalam bentuk matriks diperbesar
2.      Ubah matriks tersebut menjadi matriks segitiga atas atau segitiga bawah dengan operasi baris dasar (OBD)
Contoh : selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss
6x12x2 + 2x3 + 4x4 = 16
12x18x2 + 6x3 + 10x4 = 26
3x113x2 + 9x3 + 3x4 = -19
-6x1 + 4x2 + x3 - 18x4 = -34
Jawaban











kemudian solusi diperoleh dengan menerapkan substitusi mundur

Vektor Eror
Untuk suatu SPL, didefinisikan vektor eror sebagai berikut






yaitu hampiran dikurangi nilai eksak

Vektor Residu
Untuk suatu SPL, didefinisikan vektor residu sebagai berikut






yaitu sisa yang dihasilkan oleh hampiran
Contoh : misalkan diberikan matriks A, vektor b, hampiran, dan nilai eksak sebagai berikut















tentukan eror dan residu
Jawaban
































Eliminasi Gauss dengan Pivoting
Metode ini digunakan untuk mengantisipasi gagalnya proses komputasi Eliminasi Gauss tanpa pivoting. Gagalnya eliminasi Gauss disebabkan oleh adanya elemen diagonal utama matriks A yang bernilai nol.

Pivot Parsial
Langkah :
1.      Tentukan r sehingga







2.      Tukar baris i dengan r, jika i=r tidak ditukar
3.      Buat nol elemen di bawah aii
4.      Ulangi langkah 1-3 sampai membentuk matriks segitiga atas
5.      Lakukan subtsitusi mundur

Pivot Parsial Terskala
1.      Definisikan vektor indeks l = [l1,l2,...,ln] = [1,2,...,n]
2.      Definisikan vektor skala s = [s1,s2,...,sn] dengan





3.      Tentukan rasio masing-masing baris menggunakan






4.      Pilih j, yaitu indeks dengan rasio maksimum. Baris j adalah pivot untuk iterasi k (k = 1, 2, …, n-1). Jika banyaknya rasio maksimum lebih dari satu, maka pilih indeks terkecil.
5.      Tukar lk dengan lj pada vektor indeks
6.      Tukarkan baris pada matriks sesuai dengan vektor indeks.
7.      Buat nol elemen di bawah akk.
8.      Kembali ke langkah 3. Vektor indeks yang digunakan adalah yang terbentuk pada langkah 5.
Contoh : Tentukan solusi dari SPL berikut menggunakan eliminasi Gauss dengan pivot parsial terskala






Jawaban (hanya 1 iterasi)
Pertama definisikan vektor indeks dan vektor skala
l = [1,2,3] = [l1,l2,l3]
s = [2,1,4] = [s1,s2,s3]
Untuk iterasi pertama (k = 1), tentukan j, yaitu indeks dengan rasio maksimum. Jika banyaknya rasio maksimum lebih dari satu, maka dipilih indeks terkecil.






Tukarkan lk  dengan lj  pada vektor indeks. Artinya, untuk k=1 dan j=2, tukarkan l1 dan l2 , sehingga diperoleh vektor indeks baru l = [2,1,3]
Tukarkan baris pada matriks sesuai dengan vektor indeks sehingga diperoleh






Buat nol elemen-elemen di bawah a11






Iterasi pertama selesai

Struktur Banded
Sebuah matriks berukuran n x n disebut mempunyai struktur banded jika terdapat bilangan bulat k (kn) sehingga aij = 0  ketika | i – j | ≥ k.

Tridiagonal System
Suatu sistem yang direpresentasikan dengan matriks yang memenuhi:
  1. Terdapat 3 diagonal, yaitu diagonal utama, superdiagonal, dan subdiagonal.
  2. Elemen-elemen aij ≠ 0 jika |i–j|≤ 1  dan aij=0 jika |i–j|≥ 2.
Contoh :













Strictly Diagonal Domiance
Matriks A = (aij)nxn adalah strictly diagonally dominant jika memenuhi syarat berikut









Pentadiagonal System
Suatu sistem yang direpresentasikan dengan matriks yang memenuhi:
  1. Terdapat 5 diagonal, yaitu diagonal utama,  2 super-diagonal, dan 2 subdiagonal.
  2. Elemen-elemen aij ≠ 0 jika |i–j|≥ 2  dan aij = 0 jika|i–j|≥ 3, untuk setiap i, j.
Contoh :








No comments:

Post a Comment